Khawatir Medsos Dapat Ancam Orisinal Budaya, Lembaga Adat Usul Baduy Dijadikan Blank Spot 

Kamis, 12 Mei 2022 20:58 WIB

Share
Pemerhati Budaya Baduy, Uday Suhada dan Acara Seba Baduy di Rangkasbitung (Yusuf)
Pemerhati Budaya Baduy, Uday Suhada dan Acara Seba Baduy di Rangkasbitung (Yusuf)

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Perkembangan IPTEK khususnya banyaknya warga suku Adat Baduy yang saat ini sudah mulai menggunakan Handphone (Hp) ternyata telah menjadi kekhawatiran tersendiri, khususnya bagi para Lembaga Adat  Baduy.

Mereka khawatir perkembangan Hp pintar alias Smartphone dapat mempengaruhi atau berdampak pada orisinalitas budaya di Baduy. Hal itu dikatakan langsung oleh Pemerhati Budaya Baduy, Uday Suhada.

"Saat ini perkembangan IPTEK sudah menjadi pembahasan utama di internal lembaga Adat Baduy. Hal itu karena perkembangan IPTEK khususnya Media Sosial dapat berdampak pada generasi muda di Baduy," kata Uday Suhada kepada Wartawan, Kamis (12/3/2022).

Uday mengatakan, kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, namun karena di media sosial sendiri banyak konten mengenai budaya luar yang dapat mempengaruhi para generasi muda. Apalagi peran orang tua sendiri di Baduy sangatlah rendah dalam mengawasi penggunaan media sosial oleh anaknya.

"Kita tahu kalau di luar (Luar baduy,-red) mungkin  kita bisa kita ingatkan, mana waktunya belajar dan jangan dulu main HP. Sementara di Baduy, orang tuanya tidak paham, anak-anaknya dia tidak ada yang mengontrol. Konten apa yang dia lihat, yang dia baca. Ini justru ada potensi yang besar untuk merubah cara berpikir anak-anak muda, khawatir kalau ini tidak diantisipasi ke depan itu akan kehilangan generasi penerusnya," terang Uday.

Berdasarkan data yang diperolehnya, ada 9.000 warga Baduy yang terdaftar dan memiliki nomor telepon yang bahkan sudah menggunakan internet.  Dari 9.000 nomor itu, 6.000 nomor telepon aktif yang mengatasnamakan warga Desa Kanekes.

Kata Uday, warga Baduy menggunakan Hp untuk berbagai keperluan, namun jika dipresentasikan, 60 % digunakan warga Baduy untuk membuka media sosial, 39 % untuk hal yang positif seperti berjualan secara online, selebihnya untuk berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan era modern.

 Kanekes 6000 diantaranya itu aktif Kemudian dari 6000 itu mungkin terbagi 1 orang punya 2 3 dan nomor seluler Nah dari presentasi itu 60% lebih digunakan untuk bermedsos yang 39% itulah yang positif berjualan secara online di sana atau untuk komunikasi selebihnya untuk menyesuaikan diri dengan apa namanya perkembangan pedros 

"Hemat saya pemerintah baik itu Kabupaten Lebak, Provinsi Banten bahkan Pemerintah Pusat untuk memperhatikan persoalan yang sangat membahayakan bagi generasi penerus Baduy ini," ujarnya.

Dengan banyaknya waktu yang digunakan untuk bermedia sosial, Uday pun mengungkapkan bahwa, para tokoh adat yang saat ini tengah membahas secara serius soal perkembangan dunia teknologi ini mengusulkan kepada Pemerintah untuk membuat atau menjadikan lokasi 5.000 hektare wilayah adat Baduy untuk menjadi titik blank spot atau daerah tanpa sinyal.

Halaman
Reporter: Yusuf Permana
Editor: Yusuf Permana
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler