Darurat Bencana Kearifan Lokal, IKN Kembali Perkenalkan Alat Musik Tradisional Karinding 

Senin, 4 Oktober 2021 13:35 WIB

Share
Pembina IKN Muklis Ponco bersama Ketua Institut Karinding Nusantara, Rizal Kurniawan sedang memainkan karinding di Sanggar Seni Balaraja. (Foto:ist)
Pembina IKN Muklis Ponco bersama Ketua Institut Karinding Nusantara, Rizal Kurniawan sedang memainkan karinding di Sanggar Seni Balaraja. (Foto:ist)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Instititut Karinding Nusantara (IKN) memperkenalkan kembali karinding kepada masyarakat melalui workshop karinding di Sanggar Seni Karinding, Balaraja, Kabupaten Tangerang. 

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kembali rasa memiliki akan budaya lokal.

Pembina IKN, Muklis Ponco mengatakan, hilangnya permaianan musik tradisional masyarakat seperti karinding dari tengah kearifan lokal merupakan salah satu bencana budaya yang saat ini sedang melanda Bangsa Indonesia, di era globalisasi. 

"Sehingga diperlukan usaha-usaha yang juga darurat untuk mengembalikan permainan rakyat ini ke tengah masyarakat," jelas Mukhlis, Senin (4/10/2021).

Muklis melanjutkan, IKN sebagai salah satu wadah komunitas pelestari karinding langsung melakukan langkah darurat dengan mengadakan workshop membuat dan memainkan Karinding.

Muklis menambahkan IKN juga secara teratur memperkenalkan kembali permaianan karinding kepada masyarakat di Provinsi Banten. Hal ini merupakan bagian dari usaha melestarikan buaya yang menjadi pandangan komunitas karinding.

"Alhamdulillah masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan kami. Memang karinding sebenarnya sudah pernah ada dan merupakan kebudayaan mereka juga di sini sehingga masyarakat dengan mudah memainkan dan membuat karinding saat kembali di perkenalkan," katanya.

Ketua Institut Karinding Nusantara, Rizal Kurniawan mengatakan, dari kasus hilangnya permaianan Karinding di tengah masyarakat harus menjadi perhatian serius dari pemerintah.

Pemuda asal Balaraja, Kabupaten Tangerang ini mengatakan budaya masyarakat memainkan karinding ini merupakan salah satu kekayaan budaya dari Provinsi Banten yang harus dilestarikan.

"Saya meminta kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Banten agar lebih peduli kepada kebudayaan yang ada. Jangan sampai nantinya generasi muda kita lebih mengenal budaya asing ketimbang budaya sendiri," pungkasnya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler