Anak Muda Banyak Main Game Bikin Indonesia Berada di Peringkat 2 Paling Bawah Literasi Dunia 

Minggu, 26 September 2021 20:07 WIB

Share
KLSI ajak anak muda gerakkan dunia dengan memperbanyak literasi melalui perpustakaan mini. (Foto : Luthfillah)
KLSI ajak anak muda gerakkan dunia dengan memperbanyak literasi melalui perpustakaan mini. (Foto : Luthfillah)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Puluhan mahasiswa Universitas Sultan Maulana Hasanudin (UIN) Banten yang tergabung dalam komunitas Kajian Literasi Sejarah Islam (KLSI) mengajak seluruh anak muda untuk menggerakkan dunia literasi. 

Gerakan itu bisa dimulai dari lingkungan terkecil yakni masyarakat sekitar, dengan cara membentuk perpustakaan mini. Seperti yang dilakukan mereka di wilayah Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten.

"Perpustakaan mini ini diharapkan dapat mendekatkan layanan baca kepada masyarakat. Terlebih selama masa Pandemi, perpustakaan daerah tidak maksimal dalam melayani pinjaman buku," kata Ketua KLSI, Riki Riyadi, Sabtu (26/9/2021). 

Riki mengatakan, gagasan pembuatan perpustakaan mini berawal dari keresahan, melihat posisi Indonesia berada pada peringkat dua paling bawah literasi dunia pada awal tahun 2021.

Kondisi itu menggugah komunitas KLSI untuk menghadirkan sarana belajar bagi generasi muda. Sehingga daya tingkat pengetahuannya lebih banyak.

“Kami sadar, bahwa minat baca anak muda Indonesia, khususnya Kota Serang masih rendah. Dengan adanya perpustakaan mini ini, kami berharap dapat membangun literasi kaum milenial, dengan konsep dari level lingkungan untuk Indonesia. Karena meningkatkan pengetahuan generasi muda, sama dengan membangun Indonesia,” jelasnya. 

Menurutnya, kesadaran kolektif untuk membangun bangsa harus digalakan. Sebab jika ditarik secara historis, pengetahuan dan pendidikan menjadi modal dasar Indonesia dapat merdeka.

“Kita sebenarnya miris dengan kondisi anak muda sekarang yang cenderung waktunya disita oleh game. Padahal kita tahu bersama, founding fathers kita bisa melepaskan Indonesa dari jajahan, berkat intelektualnya,” ungkapnya. 

Ia menerangkan, buku yang terkumpul merupakan hasil dari donasi internal anggota KLSI dan kolega di tinggat mahasiswa sekira selama enam bulan. Nantinya, buku ini dapat dinikmati oleh masyarakat Kecamatan Walantaka.

“Buku kami dapatkan hasil dari buka donasi, mulai anggota (KLSI) dan rekan-rekan mahasiswa. Masyarakat yang lain boleh minjam dan boleh mendonasikan buku apa saja,” terangnya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler