BMKG Singgung Banyak Rambu Evakuasi Hilang Saat Jelaskan Hasil Simulasi dan Observasi ke Bupati Pandeglang

Kamis, 6 Mei 2021 15:52 WIB

Share
Hendro Nugroho, kepala Balai Besar Wilayah II BMKG menyampaikan hasil survei dan observasi ke Pemkab Pandeglang. (ist)
Hendro Nugroho, kepala Balai Besar Wilayah II BMKG menyampaikan hasil survei dan observasi ke Pemkab Pandeglang. (ist)

PANDEGLANG,  POSKOTA .CO.ID-- Balai Besar Wilayah II Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) II Tangerang melakukan simulasi dan observasi di Kecamatan Labuan.

Hal ini dikatakan Hendro Nugroho, kepala Balai Besar Wilayah II BMKG menindaklanjuti intruksi kepala BMKG pusat terkait kerawanan tsunami diwilayah selatan Banten. 

"Telah dilakukan survei lokasi oleh kami, apakah pemodelan yang dibuat sama dengan fakta yang ada  di lapangan," demikian dikatakan Hendro Nugroho saat bertemu dengan Bupati Pandeglang Irna Narulita di Pendopo Pandeglang, Kamis (6/5/2021).

Lebih lanjut Nugroho menyampaikan, maksud kedatangannya ke Pandeglang adalah untuk melihat kesiapan siagaan risiko bencana.

"Langkah kontigensi harus disiapkan, banyak rambu evakuasi yang sudah hilang ini harus disiapkan karena kita survei lapangan berdasarkan permodelan," lanjutnya.

"Dugaan itu ada di selatan Banten, Ini fakta yang harus kita hadapi sebagai wakil masyarakat, yang dapat kita lakukan saat ini melakukan mitigasi bencana," sambungnya.

Untuk mengetahui kekuatan gempa yang ditimbulkan akibat patahan, menurut Nugroho, pihak BMKG sudah memasang alat pendeteksi gempa yang dinamakan sismograf. 

"Dari sejak tahun 2018 hingga 2020 sudah ratusan sismograf yang dipasang oleh BMKG di seluruh Indonesia, untuk Pandeglang kita pasang di Kecamatan Sumur dan Cigeulis,"tandasnya.

Suwardi, kepala Stasiun Geofisika Tangerang mengatakan, jika adanya potensi tsunami itu bukan hanya sebuah kajian, melainkan memang bisa saja terjadi kapanpun. Namun, kata Suwardi tidak ada satupun yang bisa memprediksi kapan itu terjadi.

"Kita lakukan survey baru di Labuan yang kemarin juga pernah diterjang tsunami, kita pelajari apa yang terjadi tahun lalu agar bisa memitigasi hingga tempat evakuasi," ujarnya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler